Pages

Dec 20, 2010

::CiNtA Oh CiNtA ::


CINTA OH CINTA...

Jika ku katakan cinta laksana sekuntum bunga mawar, ku takut engkau akan memetiknya, kemudian mawar itu layu menyembunyikan keindahannya. Jika ku katakan cinta laksana setitis embun, ku takut engkau akan mengambilnya, kemudian ia akan sirna terhempas kehangatan sang mentari. Jika ku katakan cinta laksana kupu-kupu, ku takut engkau akan menangkapnya, dan ia pun menangis kerana perpisahannya dengan bunga.

Rumpun bunga seakan tercipta,

untuk melayani kupu-kupu.

Namun sesungguhnya,

ia ada kerana kupu-kupu melestarikannya.

Jika ku katakan cinta laksana cahaya, ku takut engkau teramat sulit mencarinya, padahal ia senantiasa nyata. Jika ku katakan cinta laksana rembulan, ku takut engkau terlalu sibuk mamandangnya, hingga dirimu tak sedar jika fajar telah datang. Jika ku katakan cinta laksana api, ku takut engkau tak sudi melewatinya, hingga kau habiskan waktu dalam penantian. Jika ku katakan cinta laksana air, ku takut engkau mengotorinya, hingga bening warnanya berubah menjadi kelam.

Cinta itu ya cinta,

usahlah ia kau menafikan.

Biarlah ia bersemi,

menyebarkan harum wewangian.

Jika ku katakan cinta adalah keindahan, ku takut engkau akan menghiasinya dengan hal-hal yang menjijikkan. Jika ku katakan cinta adalah kebaikan, ku takut engkau akan melukainya dengan keburukan. Jika ku katakan cinta adalah kebahagiaan, ku takut engkau akan mengisinya dengan kedukaan. Jika ku katakan cinta adalah kelembutan, ku takut engkau berlaku kasar saat tidak mendapatkannya.

Biarlah cinta tetap bersembunyi dalam kerahasiaanya, sehingga aku dapat leluasa mengaguminya. Biarlah cinta tetap bersemayam jauh di kedalaman, sehingga aku akan senantiasa menyelaminya. Jika kau bertanya padaku, “Dengan apa kamu memahaminya?” Jawabanku adalah, “Ku fahami ia saat dirimu bertanyakannya.” Jika kau bertanya, “Dengan apa kamu menemuinya?” Jawaban ku adalah, “Dengan sesuatu yang tak ku katakan padamu.”

Kueja setiap kata,

kuurai setiap makna.

Kucuba bersabar,

namun yang kutemukan hanyalah?

Cinta itu ya Cinta.

Jika ku katakan cinta adalah kesunyian, ku takut engkau terlalu lama dalam kesendirian, kerana engkau terlalu cepat menyimpulkan. Jika ku katakan cinta adalah kebersamaan, ku takut engkau terlalu asyik dalam keramaian, hingga engkau lupa akan hak dan kewajiban. Jika ku katakan cinta adalah harapan, ku takut engkau tenggelam dalam impian. Jika ku katakan cinta adalah ketakutan, aku tak sanggup menyaksikan engkau menjalani hidup dengan penuh kecemasan.

Jika ku bisikkan, “Untuk apa mencari cinta?” Engkau pasti menjawab, “Apa pedulimu jika aku menemukannya.” Jika kututurkan, “Cinta itu ada di hati.” Engkau pasti menimpali, “Seharusnya tidak terjadi patah hati.” Jika ku jelaskan, “Cinta tidak perlu dimengerti.” Engkau pasti mengejekku, “Kalau begitu dijalani.” Dan jika ku paparkan, “Cinta harus begini dan begitu.” Engkau pasti tertawa, “Apalah ertinya celotehanmu?”

Kuseka air mata,

lembaran itu masih terbuka.

Kucuba pejamkan mata,

catatan itu semakin nyata.

Ku ambil dan kubakar ia,

cinta itu ya cinta.

Inilah cintaku, inilah perasaanku, suara hati yang aku sendiri tak mengerti, apalagi memahami. Lalu, bagaimana dengan cintamu, ke mana perginya cinta kita?


 
* Kuseka air mata,

lembaran itu masih terbuka.

Kucuba pejamkan mata,
...

catatan itu semakin nyata.

Kuambil dan kubakar ia,

cinta itu ya cinta.

No comments:

Post a Comment