Pages

Feb 21, 2011

MEMELIHARA KEDAMAIAN HATI....



MEMELIHARA KEDAMAIAN HATI....
Salah satu tanda keperibadian seorang muslim itu adalah berzikir. Kita dianjurkan berzikir setiap saat, dari bangun hingga tidur kembali. Secara harfiah, erti zikir adalah mengingat Allah dengan menyebut nama-nama-Nya.
Insya Allah, dengan membiasakan lidah untuk mengucap kalimat-kalimat thayyibah, akan semakin mempertinggi ma'rifat kita kepada Allah SWT. Dengan dekat kepada Allah, hati jadi tenang. Berikut ini adalah tujuh kalimat thayyibah yang harus menjadi penghias bibir umat setiap waktu.

1. Bismillahirrahmanirrahim
Diucapkan setiap kita mengawali segala perbuatan. InsyaAllah, jika lidah kita terbiasa, perbuatan ini sudah menjadi refleks kita, maka akan lebih mudah bagi kita untuk menjaga diri dari perbuatan buruk. Kerana senantiasa kita diingatkan bahawa ada Allah yang melihat perbuatan kita.
Kalimat ini sekaligus mengingatkan kita, bahawa segala sesuatu adalah milik Allah, termasuk diri kita yang hina ini. Juga setiap perbuatan kita, hendaknya semua berada di garis yang ditetapkan Allah. Dalam sebuah hadis Rasulullah menyatakan, "Bahawa setiap perbuatan baik yang tidak dimulai dengan kalimat basmalah, maka perbuatan itu tak berkah."


2. Alhamdulillah
Inti dari ucapan zikir ini adalah ungkapan rasa syukur atas kurnia dan rahmat Allah swt. Sesungguhnyalah, pancaran perasaan syukur adalah energi kehidupan yang sangat besar bagi manusia. Mereka yang paling banyak dapat bersyukur, bererti telah memiliki yang terbanyak dibanding orang lain. Mengenai hal ini difirmankan dalam QS. Ibrahim ayat 7, bahwa Allah akan menambah rahmat nikmat-Nya kepada mereka yang mampu bersyukur.
Dengan mengucap kalimat ini setiap selesai melakukan satu pekerjaan, manusia seakan menguatkan keyakinannya bahawa tak akan pernah terjadi sesuatupun tanpa campur tangan Allah. Jika sesuatu itu baik, dirasakan sebagai pertolongan Allah. Jika sesuatu itu kurang baik, tetap disyukuri dengan berkeyakinan bahawa itupun sudah lebih baik dari pada tidak sama sekali.
Dan manakala seseorang telah terbiasa mengucap syukur untuk hal-hal yang kecil, maka ketika Allah menganugerahkan nikmat yang sedikit lebih besar, maka kenikmatan yang dirasakan orang tersebut akan berlipat ganda.


3. Astaghfirullah
Difirmankan dalam QS. Ali Imran 135, "Orang-orang yang berbuat kekejian atau menzalimi dirinya lalu ingat kepada Allah, maka minta ampunlah untuk mereka atas dosa-dosa yang dilakukan."
Sungguh Maha Suci Allah Yang Maha Sempurna. Setelah Ia ciptakan manusia sebagai makhluk hidup yang secara sunnatullah bisa berbuat khilaf, sekaligus Ia berikan 'ubat' bagi kekhilafan tersebut. Bagi mereka yang pandai meminum ubat ini, maka mereka tak akan terserang penyakit hati yang lebih serius. Allah Maha Pengampun, terutama bagi siapapun yang segera bertaubat begitu sedar telah berbuat khilaf.
Ummat Islam harus membasahkan bibir mereka dengan istighfar ini, sehingga noda-noda dosa yang semakin bertambahl sedikit demi sedikit setiap hari tidak segera menjadi noktah hitam yang tebal. Semakin lama noda-noda ini tertompok, akan menjadi semakin sulit untuk menghilangkannya. Maka benarlah bahwa kebanyakan kesalahan besar berawal dari kekeliruan-kekeliruan kecil yang tidak dibenari.
Sayangnya, seringkali manusia terlambat menyedari kekhilafannya itu. Untuk menghindari keterlambatan taubat, maka dianjurkan untuk istiqamah mengucapkan zikir ini setiap hari, terutama setelah solat, walau dirasakan tak ada kesalahan yang diperbuat. Rasulullah saw sendiri, yang sudah dijamin ma'shum, (terjaga dari dosa), dalam sehari mengucap istighfar setidaknya 100 kali.


4. Insya Allah
Diucapkan ketika seseorang berniat hendak melakukan sesuatu di masa yang akan datang. Zikir ini akan mengingatkan kita, bahawa kehendak Allah adalah di atas segalanya. Tak seorang pun mengetahui apa yang akan terjadi detik setelah ini. Itu sebabnya, tak akan pernah ada janji yang diikat 100 % antar manusia, kecuali dengan menambahkan kalimat, Insya Allah (QS. Al Kahfi, 23-24).
Sayangnya, banyak orang mempergunakan kalimat ini secara keliru, hingga berkembang anggapan bahawa kalimat mulia ini
diucapkan sebagai kelonggaran untuk tidak menepati janji. Perbuatan umum ini banyak terjadi dalam sebahagian masyarakat, sehingga membuat banyak orang memandang negatif kalimat ini.
Adalah tanggung jawab kita bersama, kaum muslim, untuk meluruskan pandangan ini. Dimulai dengan diri kita sendiri. Mari kita buktikan bahawa ucapan Insya Allah bukan bererti niat untuk melanggar. Akan tetapi sebagai ikatan janji yang sudah pasti akan ditepati secara logik manusia, disertai kepasrahan terhadap kehendak Allah.


5. Laa Haula walaa quwwata illaa billaah.
Zikir yang merupakan pengakuan terhadap kefanaan manusia dan ke-Maha Kuasanya Allah ini diucapkan ketika seseorang mengambil keputusan (ber'azam). Kalimat thayibah ini adalah pancaran dari sikap tawakal seseorang. Setelah berupaya nyata mempertimbangkan, maka ketika keputusan diambil, dilanjutkan dengan tawakal kepada Allah, yang dinyatakan dalam sikap menerima risiko apapun yang terjadi nantinya akibat diputuskannya keputusan tadi. (Qs Ali >Imran : 159).


6. Laa Ilaaha Illallah
Banyak hadis nabi Muhammad yang menyebutkan keutamaan kalimat thayibah ini. Bahkan disebutkan pula sebagai kunci pintu syurga. Dalam praktiknya, masih banyak muslim yang terus menerus melafalkan kalimat ini dalam setiap kesempatan, sayangnya, masih hanya sekadar refleks bibir saja.
Padahal, andai seseorang mengucapkan zikir ini sembari mengupas hikmahnya, sungguh nikmat dan manfaatnya akan diperoleh tiada habis-habisnya. Kerana pengajaran erti dari kalimat ini begitu luasnya. Dan manfaatnya pun bisa dirasakan di setiap waktu dan dalam kondisi apapun. Intinya satu; mengingat kebesaran Allah SWT.


7. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun
Sungguh benar bahawa manusia adalah milik Allah, dan setiap inci pergerakan tubuhnya berada dalam genggaman Nya. Namun kenyataan bahawa segala sesuatu itu pasti kembali kepada pemiliknya, Allah SWT, tak jarang sulit untuk dapat diterima manusia. Zikir yang diucapkan di saat menghadapi musibah ini akan membantu kita untuk mengingat akan hal ini.
Insya Allah, dengan membiasakan meresapi hikmah kalimat ini, kita menjadi lapang dada dalam menghadapi setiap peristiwa, seburuk apapun, yang sudah menjadi takdir kita. Semakin dalam seseorang menghayati hikmah zikir ini, semakin ringan dia menghadapi kehidupan yang berat ini, tanpa harus menghadapi stress.

 ‎"Perkataan yang baik tidak akan muncul dalam jiwa yang kotor seperti biji benih yang tidak akan tumbuh pada tanah yang gersang"

No comments:

Post a Comment